Senyum seharusnya bahagia

Senyum yang seharusnya menggambarkan kebahagiaan, kini berarti lain saat semua ini terjadi. Kamu seseorang yang sangat aku sayangi, mulai berubah akhir akhir ini. Seakan semua sia-sia perjuangan yang selama ini aku lakukan, sekaan sia-sia semua perhatian yang hanya aku tujukan kepada kamu. Kamu memilih diam dan pergi, tanpa aku mengerti masalah apa sebenarnya, yang membuat kita seperti ini.

Awalnya semua baik saja, hingga akhir-akhir belakangan kamu mulai berubah. Mulai jarang menghubungiku, sibuk dengan duniamu, dan seolah tak pedulikan aku yang selalu menunggu kabarmu. Hatiku masih selalu berfikir baik tentang semua ini. Mungkin kamu sibuk dengan urusanmu dan lalu setelah itu  kamu akan menghubungiku, namun nyatanya tidak. Berulang kali aku mencoba untuk menghubungimu, coba untuk mengerti keadaanmu, coba mengerti dengan kesibukanmu, namun nyatanya kamu menjawab datar semua pertanyaanku lalu memutus komunikasi kita.

Airmata seakaan taklagi tahan berada didalam mata, lalu melompat jatuh kepipiku. "Kenapa dia berubah" hati kecilku teriak sunyi dalam diamku. Aku coba lagi untuk berfikir baik tentangmu, coba menenangkan diri dan berfikir menganggap semua baik-baik saja dan berharap nanti kamu akan menghubungiku.

Hari berganti, sesuatu yang aku tunggu tak kunjung hadir. Perasaan yang kemarin coba untuk aku tenangkan, kini berubah lagi dengan rasa kecewa. Aku masih belum mengerti mengapa dia berubah, rasa yang selama ini ada di hatiku tulus karenanya. Perjuangan yang dia lakukan membuatku terhanyut dalam rasa yang dia ciptakan, hingga aku terbawa dan mulai menanam cinta kepadanya.

Dia tak lagi seperti dulu, dia benar-benar berubah. Fikirku, mungkin dia berubah karena sikapku, aku coba untuk menanyakan hal inikepadanya, kenapa dia berubah. Tapi jawabnya selalu datar, bilang "gak papa" seolah memang tak ada yang terjadi. Tapi dia berubah, dia tak seperti yang dulu aku kenal, yang berbagi semua masalahnya kepadaku. Kini sikapnya dingin tak lagi hangat, sikapnya datar tak lagi cetia, sikapnya acuh tak lagi perhatin.

Akhirnya aku coba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku tidak menemukan itu. Hingga akhirnya aku pasrah dan berharap akan ada titikterang dari semua masalah ini. Aku mencoba untuk melupakan semuanya, dan bersikap biasa saja pada masalah ini dan menganggap memang tidak ada masalah yang terjadi diantara kita. Aku sibukkan diri dengan sahabat dan teman-temanku, coba melupakan masalah yang terjadi di antara kita, dan bersikap seperti biasanya kepadamu.

Beberapa hari sudah berlalu, ternyata kamu masih selalu datar kepadaku. Hingga pada akhirnya titikterang itu mulai muncul. Tidak disengaja aku melihatmu telah bersama dia. Dan lagi, air mataku terjun jatuh kepipiku. Aku coba tersenyum, ternyata ini alasan kamu berubah dan datar kepdaku, ternyata ini alasan kamu mulai berubah.

Ah sudah lah fikirku, mungkin ini akhir hubunganku. Tapi tak dapat dipungkiri rasa kecewa yang teramat dalam aku rasakan, seseorang yang sangat aku sayangi melakukan ini kepadaku. Seseorang yang membawa aku kedalam rasa nyaman dan bahagia ternyata hanya untuk sementara saja. Kini dia lebih memilih pergi bersama dia dan mengabaikan aku. Seharunya tidak seperti ini caranya, masih banyak cara baik untuk mengakhiri hubungan ini, bukan dengan cara mengabaikan aku dan pergi bersama dia.

Baiklah, ini akhirnya, senyum yang harusnya menggambarkan kebahagiaan, kini berganti dengan senyum rasa kecewa dan luka. Aku terima semua caranya yang ini, ya mau tidak mau. Semoga nanti aku akan mendapatkan dia yang benar benar tulus kepadaku, hingga akhirnya aku benar-benar senyum rasa bahagia. Setidaknya dia mengajarkan aku tentang arti kesetiaan, tentang rasa kecewa, dan tentang kekuatan hati. Terimakasih kamu, doaku yang terbaik untukmu.. 😊

Posting Komentar

0 Komentar