Berharap?

Kita mulai bercerita dari hal yang sederhana, hingga suasana menggiring pada alur yang tidak kita sangka. Berat sepertinya semua hal yang sudah banyak kamu lewati, kuat sepertinya hati itu karena sudah terbiasa dengan kecewa berawal harap. Harap memang terkadang datang, tapi itu bukan masalah, hanya saja letak harap dan waktu yang membuat kamu salah letak berharap.

Waktu dimana kamu belum sepenuhnya mengenal dia pencipta harap, atau kamu sepenuhnya tau tapi berpaling karena satu hal sederhana yang berkesan dalam ingat mu. Pembenaran yang di lakukan, karena merasa akan kuat menjalankan, sedangkan di ujung akhir hanya ada dua kemungkinan yang sejujurnya kamu sudah tau akhirnya bukan? Tapi yah begitu di paksakan pada akhir sesuai harap.



Proses waktu yang singkat ataupun panjang, pasti ada alasan mengapa begitu ceroboh tetapkan harap. Alasan yang sebelumnya aku katakan, tapi biarkan, karena ini memberi kita pelajaran tentang sebuah keputusan harap pada saat kapan. Bingung bukan? Yah memang membingungkan menentukan waktu yang tepat itu kapan.

Alasan sederhana itu bisa jadi salah dan benar dikatakan, namun jawaban semua itu adanya di akhir bukan? Benar jika harap berujung pembuktian, salah jika harap ternyata hanya sebuah harap. Membahas rasa harap memang berat, karena kita bicara hasil dimasa depan, tidak selalu proses sekarang kita putuskan hasil akhir selalu benar sesuai harapan.

Salah letak berharap? Bagaimana mungkin salah bukan fikirmu, semua seakan benar. Iya, semua itu pembenaran dilandasi rasa harap. Harap itu hanya milik kita semua, iya kita, makhluk, dan pemberi harap yang jelas pasti benarnya hanya ada DIA dan keputusan-Nya adalah yang terbaik, masih ragu untuk berharap?

Tentang dia yang memberi harap, sama tingginya dengan kita, bukan tempatnya kita berharap. Walaupun alasan harap itu dan waktu itu menurutmu sudah tepat. Tetap saja jika dia yang jadi harap masih ada dua kemungkinan harap. Tapi jika DIA jadi tempat kamu berharap hanya ada satu kemungkinan harap, iya, harap yang terbaik. Karena ketetapan-Nya adalah harap yang jelas terbaik untuk kita.

Jika saja harap itu, waktu itu, kita letakkan pada-Nya dan bukan pada dia, kecewa memang ada karena tidak sesuai harap mu, tapi ketetapan-Nya itu yang terbaik, dan jika saja dulu kamu meletakkan harap pada-Nya mungkin tidak ada lagi rasa kesal, salah, atau menyalahkan dia yang sebenarnya belum tentu melukai tujuannya, dan aku yakin tidak mungkin sejahat itu. Yah sudah lah, sudah berlalu. Ada pelajaran baru bukan dari pengalaman itu? Ingat saja, pengalaman itu bagian dari sekenario-Nya dan juga ketetapan-Nya itu yang terbaik. Salah berharap? Sepertinya kali ini kamu sudah belajar banyak. ☺

Posting Komentar

1 Komentar

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)