Harusnya Aku Bagaimana?

Pernahkah kamu bertanya pada dirimu, sebenarnya apa yang harus kamu lakukan. Melangkah dalam keraguan, melakukan takut salah, sembunyi bagaikan pecundang yang berharap suatu hari akan menang. Perasaan yang selama ini kamu pendam akan kah mendapatkan jawaban jika hanya kamu yang menyimpan, tanpa dia yang selalu kamu semogakan tahu tentang perasaan itu. Namun untuk mengungkapkan kita tak punya cukup keberanian.

Memperhatikan dari kejuahan, takut untuk mendekat, menyapa, atau untuk melihat senyumnya saja butuh keberanian luarbiasa. Salahkah perasaan ini? Harusnya aku bagaimana? Larikah dari semua pertanyaan ini, atau aku hanya cukup tenang berharap akan jawaban dari perasaan yang entah bagaimana mendefiniskannya ini dalam diam. Hingga nanti, dia yang selalu disemogakan menyadari apa yang selama ini kita semogakan.


Tapi terkadang hanya diam aku khawatir akan kecewa, logika seakan menggiringku untuk melakukan tindakan nyata agar aku dapat dekat dengannya. Berharap dalam diam tanpa usaha, akan kah semua itu akan berbuah nyata? Beberapa hal mendorongku untuk melakukan tindakan nyata, namun beberapa hal membuatku takut untuk melakukannya. Entah ini sebenarnya apa dan aku harus bagaimana?

Lagi dan lagi aku terjebak dari kisruh fikiranku sendiri, logika dan rasa berbenturan dari berbagai arah ini. Aku butuh jawaban dari semua rasa ini, rasa yang mungkin kamu juga rasakan, mungkin. Jika saja kamu meraskan hal yang sama, mungkin nanti kita bisa berbagi hal yang sama. Berbagi cerita untuk saling mengerti dan saling memahami dari hal yang mungkin sangat sulit untuk kamu dan aku mengerti harus bagaimana.

Sebenarnya jika aku melakukan kedua hal itu secara bersamaan, antara berjuang dan juga diam atau istilah yang biasa kita gunakan berjuang dalam diam, mungkinkah kamu akan aku dapatkan. Berjuang yang entah aku sendiri bingung ini bisa disebut berjuang atau bukan. Semoga diam ini juga bisa disebut berjuang, hingga nanti kamu pun paham, aku begitu bingung harus melakukan apa, hingga karenanya aku pilih berjuang dalam diam.

Bagian yang membingungkan yang sebenarnya nanti akan aku ceritakan disaat kamu dan aku dipersatukan. Cerita yang akan kita sebut berjuang dalam diam, disaat aku hanya bisa seperti ini, diam. Mungkin nanti kita akan tertawa bersama karena merasakan hal yang sama, bingung dan bertanya sebenarnya aku harus bagaimana. Yah jika kamu juga merasakan hal yang sama, itu jadi bagian indah jika kita ceritakan bersama, semoga saja.

Harusnya aku bagimana, mungkin diam adalah jawabannya. Khawatir dalam diam sudah sewajarnya, karena hanya diam dan berharap pada yang menciptakan hati adalah jalan terbaiknya. Berharap dia meraskan hal yang sama, hingga harapan berbagi cerita itu nantinya jadi cerita nyata yang bahagia. Kamu dan aku yang ternyata juga berharap dalam diam, berharap yang terbaik karena pilihan-Nya.

Aku sadar ada cara lebih bijak untuk menyimpan perasan ini, diam sudah pasti jalannya. Biar berjuang  dalam diam yang aku pilih adalah berjuang dalam do’a. Bukankah sudah ada Dia yang Maha mencipta, menciptakan rasa ini, yang maha tau apa yang aku inginkan dan Dia berikan yang aku butuhkan. Walau terkadang apa yang aku ingin ternyata bukan yang aku butuhkan.

Bukankah sudah Dia tetapkan mana yang terbaik, hanya saja aku berusaha untuk apa yang aku ingin, hingga akhirnya apa yang aku ingin ternyata Dia restui untuk jadi apa yang aku butuhkan. Biarlah hati berbolak balik, harapan hati ditetapkan pada jalan Terbaik-Nya. Mungkin diam adalah jalan yang tepat untuk menjawab aku harus bagaimana, hingga nanti aku harus bagaimana setelahnya.

Posting Komentar

0 Komentar